"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Rabu, 20 Maret 2013

Misteri Kematian Ibu Menteri kesehatan RI


Ada apa dengan Laboratorium biologi militer AS di Jakarta?

2 Mei 2012 yang lalu, Ibu Menteri Kesehatan RI, Endang Rahayu Sedyaningsih meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, pada pukul 11.41 WIB. Secara resmi, ibu Menkes, meninggal dunia karena penyakit kanker paru-paru.


Namun ada yang janggal dengan penyakit ibu Menkes RI tersebut. Sebab dalam jumpa pers, pada 2011 Endang mengaku: “Penyakit kanker paru-paru tidak terdeteksi saat melakukan cek kesehatan calon anggota Kabinet Indonesia Bersatu II. Satu tahun setelah uji kesehatan itu, saya melakukan medical cek up, dan baru terdeteksi adanya penyakit kanker paru-paru”.


Endang Rahayu Sedyaningsih diangkat menjadi Menteri Kesehatan RI pada Oktober 2009, menggantikan Siti Fadilah Supari – Menteri Kesehatan RI yang menentang keberadaan Laboratorium biologi militer AS, Namru 2 (Naval Medical Research Unit No.2). Setelah tidak menjadi Menkes, Siti Fadilah di dakwah sebagai koruptor.

Namru 2, yang bermarkas di dalam komplek Badan Penelitan & Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, di jalan Percetakan Negara, Salemba, Jakarta, sempat dicurigai dan di tentang keras oleh Siti Fadilah Supari perihal kasus sample virus flu burung yang diam-diam di bawa oleh AS ke luar negeri. Bahkan pihak Namru 2 menolak sidak yang dilakukan oleh Ibu Menkes RI, pada waktu itu.

Dengan diangkatnya Endang sebagai Menteri Kesehatan RI yang baru, akhirnya kontroversi Namru 2 tutup buku pada 23 Oktober 2009. Namun kerjasama dengan AS tetap berlanjut. Namru 2 berganti nama menjadi Indonesia -United States Center For Medical Research (IUC). Dan tetap berkonsentrasi melakukan penelitian biomedis untuk pengembangan vaksin, dianostik, identifikasi virus, bakteri dan lain-lain. Endang berjanji akan menjadi Menkes yang pro rakyat.

Endang mengaku berjuang melawan kanker paru-paru sejak Oktober 2010, setahun setelah dirinya menjadi Menkes RI. Dan sempat berobat ke luar negeri, di Guangzhou, China, pada Oktober hingga Nopember 2010. Sejak jumpa pers pada 2011, hiruk pikuk tentang penyakit kanker paru-paru ibu Menkes pun hilang, tenggelam dengan adanya rutinitas Endang seperti biasa. 

Hingga pada 17 April 2012, Endang dikabarkan cuti perawatan medis di RSCM. Dan pada 26 April 2012 usai menjenguk Endang, SBY menyetujui pengunduran diri Endang, yang kondisi kesehatannya naik turun bahkan sempat kritis beberapa hari. Akhirnya pada 2 Mei 2012, pukul 11.41 WIB, Endang meninggal dunia.

Munculnya Penyakit Misterius Ibu Menkes RI

2,5 tahun setelah kontroversi Namru 2, Menteri Kesehatan RI, Endang Rahayu Sedyaningsih meninggal dunia secara “misterius”. Ada apa dengan Laboratorium biologi militer AS di Jakarta?

Seorang warga negara asing yang mengaku professor kesehatan dan pernah bekerja di Namru – Mr.Bule, beliau tidak mau disebutkan namanya – menuturkan kepada Pelita Online (26/10/2012) bahwa: “Bisa saja ibu Endang (Menkes RI waktu itu) tak sengaja menghirup virus paru-paru ganas yang jenisnya belum banyak diketahui banyak orang (para ahli medis). Mungkin saat dia berkunjung ke Namru 2. Karena waktu itu memang Namru menjadi sorotan publik di Indonesia”.

“Bila anda bekerja sebagai ilmuwan yang meneliti virus-virus berbahaya, maka anda akan rentan sekali terkena dampak buruknya. Perlu super hati-hati bila kita berkunjung ke Laboratorium biomedis. Sedikit saja kesalahan, fatal akibatnya, dan nyawa anda taruhannya. Maka tak heran ilmuwan mendapat gaji besar,” ujarnya.

Mr.Bule mengaku pernah bekerja sebagai ilmuwan beberapa tahun sebelum munculnya Kontroversi Namru 2. Insiden biomedis – kecelakaan karena terkena virus atau juga bakteri, sering kali tanpa di sengaja, dan murni kecelakaan – bukan perbuatan kriminal.

Sulit membuktikan, kapan dan bagaimana “insiden biomedis” itu terjadi. Ini tidak seperti kasus meracuni orang – seperti Munir misalnya. Di Amerika Serikat saja, kasus kematian misterius yang disebabkan oleh “insiden biomedis” kerap kali terjadi, dan pemerintah AS sering tutup mulut.

“Baru Pelita Online saja media massa yang berani mengungkap misteri ini, yang lain tidak! Fakta boleh di ungkap karena itu kebenaran, dan itu wajib! Saya segera akan pergi dari Indonesia. Tidak ada lagi urusan saya di sini, hanya sebagai touris. Anda bisa temui nanti dokumen rahasia ini, mungkin 20 atau 40 tahun dari sekarang, sesuai konstitusi Negara kami, anda berhak tahu," tegas Mr.Bule.

(pelitaonline.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar